Banyak yang mengatakan bahwa sungai ini sangat layak dijadikan
sebagai lokasi arung jeram berkelas Internasional. Arus yang deras,
medan yang berbahaya serta jeram-jeram ekstrim yang dimilikinya
menjadikan sungai ini sebagai tempat arung jeram terbaik ke dua di
dunia.
Usai melahap makan siang dengan menu daun ubi tumbuk dan sambel
terasi, Minggu (15/12) sekira pukul 12.00 WIB, para peserta Parhitean
Fun Rafting Tournament 2013 langsung bergegas berangkat dari Parhitean
menuju Bedeng Asahan yang dipakai sebagai lokasi fun rafting kali ini.
Jarak dari Parhitean, Kabupaten Tobasa menuju Bedeng Asahan, Kabupaten
Asahan sekitar 18 kilometer. Dengan truk yang telah disiapkan panitia,
36 peserta fun rafting yang terdiri dari pimpinan travel agent,
hotelier, industri penerbangan, media massa, corporate, serta operator
rafting dengan segera berangkat menuju lokasi fun rafting.
Di Bedeng Asahan, dua perahu jeram sudah disiapkan. Para peserta
masih harus menunggu empat perahu jeram yang sedang dipersiapkan para
rangers. Hitungan puluhan menit, akhirnya enam perahu ini sudah standby
di tepi sungai daerah Bedeng Asahan yang menjadi garis start dari
kompetisi ini.
Tos dulu sebelum bertanding
Sebelum melakukan kompetisi rafting, para peserta lebih dulu dibekali
pengarahan oleh instruktur rafting. Pengarahan ini terkait dengan
penyelamatan diri ketika kecelakaan terjadi. Misal ketika perahu jeram
terbalik ataupun ketika dihempas derasnya arus sungai. Semuanya
dilakukan agar para peserta yang mengarungi Sungai Asahan nantinya bisa
selamat hingga garis finish.
Setelah pengarahan, waktu yang dinanti-nanti akhirnya tiba juga. Para
peserta yang sudah dibagi dalam enam tim dengan masing-masing tim enam
orang sudah siap menunggu aba-aba dari pantia untuk memulai kompetisi
ini. Hitungan tiga, dua, satu yang disertai dengan pelepasan Kadis
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tobasa, memulai awal dari arungan
mereka. Teriakan-teriakan semangat dari permulaan kompetisi sangat
terasa. Masing-masing perahu jeram milik kelompok lain saling menyalip
perahu jeram kelompok lainnya. Ini semua untuk memperebutkan Dinar (koin
emas) 22 karat dan Dirham (koin perak).
Tak berapa lama mengarung, para peserta mulai merasakan sensasi dari
jeram pertama di Sungai Asahan yang berdekatan dengan Sungai Parhitean
ini. Derasnya air menjadi tantangan bagi peserta untuk bisa melakukan
arung jeram secara baik. Terlihat, semua tim mampu menakhlukan jeram
pertama pada kompetisi ini.
Jeram kedua lebih menantang, tim harus ekstra lebih kompak agar
perahu jeram tidak terbalik. Disini, adrenalin benar-benar terpacu.
Mengarungi derasnya air serta jeram yang ekstrim membuat degup jantung
terasa semakin cepat. Wajar jika perahu jeram kami sedikit oleng. Tak
hanya perahu, orang-orang yang berada di tim kami juga sedikit oleng
karena derasnya debit air pada jeram kali ini.
“Jeram disini masih hitungan grade 1 dan 2. Grade yang memang biasa
digunakan untuk pemula yang melakukan arung jeram. Jadi jeramnya masih
belum berapa ekstrim jika dibandingkan jeram yang memiliki grade 4
bahkan grade 5+,” ucap Jaya, rangers yang berada di tim kami. Tim dengan
nama sebutan Mie Gomak.
Jeram dengan grade 4 atau 5+ ini merupakan jeram untuk orang-orang
yang sudah profesional. Biasanya untuk para atlit jeram yang sudah
lincah dalam mengendalikan perahu, serta memiliki pengalaman lebih dalam
berarung jeram. Jeram dengan grade 4 atau 5+ ini bisa dinikmati di
aliran Sungai Parhitean yang berada di daerah Parhitean, Kabupaten
Tobasa, Sumatera Utara.
Menurut orang-orang dan searching di google, katanya jeram di
Parhitean ini merupakan jeram terbaik kedua dunia setelah jeram yang ada
di Sungai Zambesi, Afrika. Atau setidaknya setara dengan jeram yang
berada di Sungai Colorado, Amerika Serikat.
Yang disayangkan, orang lebih mengenal daerah ini dengan Sungai
Asahan. “Sebenarnya itu daerah Parhitean. Masih masuk dalam Kabupaten
Tobasa. Karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Asahan, makanya
sungai tersebut lebih dikenal oleh masyarakat dan wisatawan mancanegara
dengan Sungai Asahan yang memang merupakan sungai besar yang ada di
Sumut. Sebagai pemerintah Tobasa kita ingin memperkenalkan daerah itu
dengan nama Parhitean,” ucap Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Tobasa,
Ultri Sonlahir Simangunsong.
Beberapa tahun yang lalu, lokasi Sungai Parhitean ini juga pernah
menjadi lokasi dalam kompetisi rafting tingkat Internasional. Tak heran,
jika wisatawan mancanegara sudah banyak yang kenal dengan tempat ini.
Sebelum memulai fun rafting, beberapa orang relawan dari kegiatan
Parhitean Fun Rafting juga sempat mencicipi jeram dengan grade 4 dan 5+
ini. Mereka melakukan start di dekat jembatan Jeram Rizal Nurdin dan
finsh di daerah Jeram Simatupang. Waktu yang ditempuh hanya sepuluh
menit.
Sayang, saya bukan bagian dari relawan yang mencicipi jeram grade 4
dan 5+ itu. Jadi tidak bisa mengekspresikannya lewat kata-kata. Yang
pasti, ketika menjadi penonton, saya hanya bisa “mengangak” melihat
ekspedisi yang mereka lakukan di jeram tersebut.
Jeram dengan grade 4 dan 5 di Sungai Parhitean. Berani coba?
Meskipun begitu, saya tetap beruntung bisa merasakan jeram-jeram pada
grade 1 dan 2. Walaupun tak se-ekstrim jeram di Parhitean, melakukan
arung jeram dari Bedeng Asahan ke Bandar Pulau Asahan juga tidak kalah
menarik. Sepanjang mendayung perahu jeram, kami bisa menyaksikan
panorama bukit-bukit yang berlereng dengan tanaman pohon sawit dan pohon
nira. Bahkan kami juga bisa menikmati pemandangan air terjun yang
mengiringi perjalanan kami. Aktivitas beberapa masyarakat seperti
memancing dan lainnya juga terlihat pada arus sungai yang tenang. Hingga
akhirnya kami harus sampai pada garis finsih di Jembatan Bandar Pulau
Asahan.
Meskipun tim kami tidak menjadi tim juara pada kompetisi ini. Tetapi
rasa senang itu tetap ada. Rasa degupan jantung yang begitu kencang tadi
masih terasa. Canda tawa tim saat perjalanan juga menjadi hiburan pada
Parhitean Fun Rafting Tournament kali ini. Berharap, agar kegiatan ini
tetap terlaksana pada tahun-tahun selanjutnya. Terimakasih untuk Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Tobasa yang bekerjasama dengan Majalah
Sumatera and Beyond.
Terakhir, untuk kalian para pencinta olahraga rafting, bisa mencoba
jeram-jeram yang ada di Parhitean ataupun Sungai Asahan ini. Ada dua
tawaran yang menarik. Kalian bisa rafting dengan grade yang cukup
ekstrem di Sungai Parhitean, dan kalian (para pemula) juga bisa
menikmati arum jeram pada grade yang tidak berbahaya. Jalan menuju
lokasi rafting ini bisa dilalui kendaraan bus.
Meskipun cukup sempit dan diapit dengan tebing-tebing terjal dan
berliku-liku, tetapi jalan menuju lokasi ini sudah beraspal mulus kok.
Walaupun sebagiannya masih banyak yang berlubang. Untuk penginapan
sendiri, banyak home stay yang disediakan warga ataupun pemerintah
Tobasa di sekitaran Parhitean. J adi jangan takut tidak memiliki tempat
penginapan.
Selamat mencoba dan menikmati rafting di sungai ini. ***
***
Berhubung tulisan ini untuk halaman Pariwisata Harian Analisa. Jadi dibuat agak beda. Makanya bahasa yang digunakan sok serius....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar