Senin, 23 Desember 2013

Memacu Adrenalin di Parhitean

Banyak yang mengatakan bahwa sungai ini sangat layak dijadikan sebagai lokasi arung jeram berkelas Internasional. Arus yang deras, medan yang berbahaya serta jeram-jeram ekstrim yang dimilikinya menjadikan sungai ini sebagai tempat arung jeram terbaik ke dua di dunia.

Usai melahap makan siang dengan menu daun ubi tumbuk dan sambel terasi, Minggu (15/12) sekira pukul 12.00 WIB, para peserta Parhitean Fun Rafting Tournament 2013 langsung bergegas berangkat dari Parhitean menuju Bedeng Asahan yang dipakai sebagai lokasi fun rafting kali ini. Jarak dari Parhitean, Kabupaten Tobasa menuju Bedeng Asahan, Kabupaten Asahan sekitar 18 kilometer. Dengan truk yang telah disiapkan panitia, 36 peserta fun rafting yang terdiri dari pimpinan travel agent, hotelier, industri penerbangan, media massa, corporate, serta operator rafting dengan segera berangkat menuju lokasi fun rafting.

Di Bedeng Asahan, dua perahu jeram sudah disiapkan. Para peserta masih harus menunggu empat perahu jeram yang sedang dipersiapkan para rangers. Hitungan puluhan menit, akhirnya enam perahu ini sudah standby di tepi sungai daerah Bedeng Asahan yang menjadi garis start dari kompetisi ini.

                                                     Tos dulu sebelum bertanding

Sebelum melakukan kompetisi rafting, para peserta lebih dulu dibekali pengarahan oleh instruktur rafting. Pengarahan ini terkait dengan penyelamatan diri ketika kecelakaan terjadi. Misal ketika perahu jeram terbalik ataupun ketika dihempas derasnya arus sungai. Semuanya dilakukan agar para peserta yang mengarungi Sungai Asahan nantinya bisa selamat hingga garis finish.

Setelah pengarahan, waktu yang dinanti-nanti akhirnya tiba juga. Para peserta yang sudah dibagi dalam enam tim dengan masing-masing tim enam orang sudah siap menunggu aba-aba dari pantia untuk memulai kompetisi ini. Hitungan tiga, dua, satu yang disertai dengan pelepasan Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tobasa, memulai awal dari arungan mereka. Teriakan-teriakan semangat dari permulaan kompetisi sangat terasa. Masing-masing perahu jeram milik kelompok lain saling menyalip perahu jeram kelompok lainnya. Ini semua untuk memperebutkan Dinar (koin emas) 22 karat dan Dirham (koin perak).

Tak berapa lama mengarung, para peserta mulai merasakan sensasi dari jeram pertama di Sungai Asahan yang berdekatan dengan Sungai Parhitean ini. Derasnya air menjadi tantangan bagi peserta untuk bisa melakukan arung jeram secara baik. Terlihat, semua tim mampu menakhlukan jeram pertama pada kompetisi ini.

Jeram kedua lebih menantang, tim harus ekstra lebih kompak agar perahu jeram tidak terbalik. Disini, adrenalin benar-benar terpacu. Mengarungi derasnya air serta jeram yang ekstrim membuat degup jantung terasa semakin cepat. Wajar jika perahu jeram kami sedikit oleng. Tak hanya perahu, orang-orang yang berada di tim kami juga sedikit oleng karena derasnya debit air pada jeram kali ini.

“Jeram disini masih hitungan grade 1 dan 2. Grade yang memang biasa digunakan untuk pemula yang melakukan arung jeram. Jadi jeramnya masih belum berapa ekstrim jika dibandingkan jeram yang memiliki grade 4 bahkan grade 5+,” ucap Jaya, rangers yang berada di tim kami. Tim dengan nama sebutan Mie Gomak.

Jeram dengan grade 4 atau 5+ ini merupakan jeram untuk orang-orang yang sudah profesional. Biasanya untuk para atlit jeram yang sudah lincah dalam mengendalikan perahu, serta memiliki pengalaman lebih dalam berarung jeram. Jeram dengan grade 4 atau 5+ ini bisa dinikmati di aliran Sungai Parhitean yang berada di daerah Parhitean, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara.

Menurut orang-orang dan searching di google, katanya jeram di Parhitean ini merupakan jeram terbaik kedua dunia setelah jeram yang ada di Sungai Zambesi, Afrika. Atau setidaknya setara dengan jeram yang berada di Sungai Colorado, Amerika Serikat.

Yang disayangkan, orang lebih mengenal daerah ini dengan Sungai Asahan. “Sebenarnya itu daerah Parhitean. Masih masuk dalam Kabupaten Tobasa. Karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Asahan, makanya sungai tersebut lebih dikenal oleh masyarakat dan wisatawan mancanegara dengan Sungai Asahan yang memang merupakan sungai besar yang ada di Sumut. Sebagai pemerintah Tobasa kita ingin memperkenalkan daerah itu dengan nama Parhitean,” ucap Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Tobasa, Ultri Sonlahir Simangunsong.

Beberapa tahun yang lalu, lokasi Sungai Parhitean ini juga pernah menjadi lokasi dalam kompetisi rafting tingkat Internasional. Tak heran, jika wisatawan mancanegara sudah banyak yang kenal dengan tempat ini. Sebelum memulai fun rafting, beberapa orang relawan dari kegiatan Parhitean Fun Rafting juga sempat mencicipi jeram dengan grade 4 dan 5+ ini. Mereka melakukan start di dekat jembatan Jeram Rizal Nurdin dan finsh di daerah Jeram Simatupang. Waktu yang ditempuh hanya sepuluh menit.

Sayang, saya bukan bagian dari relawan yang mencicipi jeram grade 4 dan 5+ itu. Jadi tidak bisa mengekspresikannya lewat kata-kata. Yang pasti, ketika menjadi penonton, saya hanya bisa “mengangak” melihat ekspedisi yang mereka lakukan di jeram tersebut.


                              Jeram dengan grade 4 dan 5 di Sungai Parhitean. Berani coba?




Meskipun begitu, saya tetap beruntung bisa merasakan jeram-jeram pada grade 1 dan 2. Walaupun tak se-ekstrim jeram di Parhitean, melakukan arung jeram dari Bedeng Asahan ke Bandar Pulau Asahan juga tidak kalah menarik. Sepanjang mendayung perahu jeram, kami bisa menyaksikan panorama bukit-bukit yang berlereng dengan tanaman pohon sawit dan pohon nira. Bahkan kami juga bisa menikmati pemandangan air terjun yang mengiringi perjalanan kami. Aktivitas beberapa masyarakat seperti memancing dan lainnya juga terlihat pada arus sungai yang tenang. Hingga akhirnya kami harus sampai pada garis finsih di Jembatan Bandar Pulau Asahan.

Meskipun tim kami tidak menjadi tim juara pada kompetisi ini. Tetapi rasa senang itu tetap ada. Rasa degupan jantung yang begitu kencang tadi masih terasa. Canda tawa tim saat perjalanan juga menjadi hiburan pada Parhitean Fun Rafting Tournament kali ini. Berharap, agar kegiatan ini tetap terlaksana pada tahun-tahun selanjutnya. Terimakasih untuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tobasa yang bekerjasama dengan Majalah Sumatera and Beyond.

Terakhir, untuk kalian para pencinta olahraga rafting, bisa mencoba jeram-jeram yang ada di Parhitean ataupun Sungai Asahan ini. Ada dua tawaran yang menarik. Kalian bisa rafting dengan grade yang cukup ekstrem di Sungai Parhitean, dan kalian (para pemula) juga bisa menikmati arum jeram pada grade yang tidak berbahaya. Jalan menuju lokasi rafting ini bisa dilalui kendaraan bus.

Meskipun cukup sempit dan diapit dengan tebing-tebing terjal dan berliku-liku, tetapi jalan menuju lokasi ini sudah beraspal mulus kok. Walaupun sebagiannya masih banyak yang berlubang. Untuk penginapan sendiri, banyak home stay yang disediakan warga ataupun pemerintah Tobasa di sekitaran Parhitean. J adi jangan takut tidak memiliki tempat penginapan.

Selamat mencoba dan menikmati rafting di sungai ini. ***


 ***
Berhubung tulisan ini untuk halaman Pariwisata Harian Analisa. Jadi dibuat agak beda. Makanya bahasa yang digunakan sok serius....

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar